Open Access
Issue
SHS Web Conf.
Volume 149, 2022
International Conference on Social Science 2022 “Integrating Social Science Innovations on Post Pandemic Through Society 5.0” (ICSS 2022)
Article Number 02009
Number of page(s) 6
Section Humanities
DOI https://doi.org/10.1051/shsconf/202214902009
Published online 18 November 2022
  1. Marc Bloch, Pleidooi voor de Geschiedenis of Geschiedenis Als Ambacht, SUN Nijemegen: Nederlandse vertaling, (1988). [Google Scholar]
  2. R.Z. Leirissa, Metodologi Strukturis Dalam Ilmu Sejarah (kumpulan karangan). Jakarta:, PPs UIPS Ilmu Sejarah, (1999). [Google Scholar]
  3. Yohanes Burdam, Konflik Otonomi Gereja di Minahasa 1915–1979, Tesis. Depok: PS Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, Pascasarjana Universitas Indonesia, (2001). [Google Scholar]
  4. Th. Müller-Krüger, Sedjarah Geredja di Indonesia. Djakarta: BPK, (1966). [Google Scholar]
  5. F.S. Watuseke, Sedjarah Minahasa. Manado: Pertjetakan Manado, (1968). [Google Scholar]
  6. I.P.C. van’t Hof, “Overzicht van de Geshiedenis der Kerk in de Minahasa”, de Heerbaan, No. 10, September (1951). [Google Scholar]
  7. Sj.Runia, Latar Belakang dan Metode Pekabaran Indjil dari J.F. Riedel di Tondano. Manado: DGW Sulutteng, (1967). [Google Scholar]
  8. E.K.M. Masinambow, Irwan Martua H. dan Murni, (ed.)., Jurnal Antropologi Indonesia, Nomor 51, Th. XVIII, Januari-Apri1, (1995), Edisi Khusus Minahasa. Jakarta: Jurusan Antropologi FISIP UI, (1995). [Google Scholar]
  9. I.P.C. van’t Hof, dalam Madjah De Heerbaan, Overzicht van de Geshiedenis der Kerk in de Minahasa”,Nummer: 3, Mei-Juni, (1952). [Google Scholar]
  10. N.Graafland, Minahasa, Masa Lalu dan Masa Kini terjemahan Yoost Kullit,. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, (1987). [Google Scholar]
  11. Th. Müller-Krüger, Sedjarah Geredja di Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1966. [Google Scholar]
  12. F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, (1997). [Google Scholar]
  13. G.P.H. Locker, De kerkorde der Protestantsche Kerk in Indonesie, Bijdrage tot de kennis van haar historie en beginselen, Bijdragen tot de zendingswetenschap, II, Amsterdam, (1948). [Google Scholar]
  14. S.C. Graaf van Randwijck Oegstgeest, . Jakarta: BPK Gunung Mulia, (1989). [Google Scholar]
  15. A.F. Parengkuan, Kehadiran Tempat dan peran Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) di Tengah Pergumulan Masyarakat Minahasa dan Bangsa Indonesia antara Tahun (1934–1979),Disertasi. Jakarta: SEAGST, (1994). [Google Scholar]
  16. Majalah Pangkal Setia, no. 23, Tahun. Vol, 31 Desember (1927). [Google Scholar]
  17. E.A.A. de Vreede, “Korte toelichting op het Algemeen Reglement en het Synodaal Reglement van de Minahassische Protestantsche Kerk”, De Opwekker, 80, (1935). [Google Scholar]
  18. Ch. De Jonge, “Gereja Masehi Injili Minahasa (1934–1942) Berdiri Sendiri Di Bawah Perwalian”, dalam Sularso Sopater (penyunting), Apostolē Pengutusan. Jakarta: Sekolah Tinggi Theologia, (1987). [Google Scholar]
  19. A.L. Franz dan M.C. Jongeling, dalam Arsip GMIM, (1937). [Google Scholar]
  20. Handboek, (1939); Data Stastiek tahun (1928–1941). [Google Scholar]
  21. PIKAT, Madjalah jang diterbitkan Pengoeroes “Pertjintaan Iboe Kepada Anak Temoeroen”, no. 10, 15 October (1932); No. 10. 15 Oktober (1932). [Google Scholar]
  22. B.W. Lapian, Pidato, diucapkan pada Sidang Raya ke-19 KGPM di Wuwuk, 14 Mei (1967). [Google Scholar]

Current usage metrics show cumulative count of Article Views (full-text article views including HTML views, PDF and ePub downloads, according to the available data) and Abstracts Views on Vision4Press platform.

Data correspond to usage on the plateform after 2015. The current usage metrics is available 48-96 hours after online publication and is updated daily on week days.

Initial download of the metrics may take a while.